Selasa, 28 April 2015

Memotivasi Siswa agar Semangat dalam Belajar

Adapun upaya-upaya yg mampu dilakukan utk memotivasi siswa agar semangat belajar dari sudut guru merupakan sbg berikut :

1. Berikan angka

Angka dalam faktor ini yang merupakan simbol dari nilai gerakan belajarnya. Tidak Sedikit peserta didik yg justru buat mencapai angka/nilai yg baik. Maka yg dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai raport yg baik. Angka-angka yg baik itu bagi para peserta didik yaitu motivasi menggali ilmu yg teramat kuat. Yg butuh diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka tersebut belum yaitu hasil mempelajari yg sejati & bermakna. Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan bersama nilai afeksinya bukan sekedar kognitifnya saja.

2. Hadiah

Hadiah sanggup jadi motivasi menuntut ilmu yg kuat, di mana peserta didik tertarik terhadap sektor tertentu yg dapat diberikan hadiah. Tak begitu kalau hadiah diberikan buat sebuah tugas yg tak menarik menurut peserta didik.

3. Pertandingan

Persaingan, baik yg individu atau group, bakal jadi alat buat meningkatkan motivasi mempelajari. Sebab terkadang seandainya ada saingan, peserta didik dapat jadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil yg paling baik.

4. Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran terhadap peserta didik supaya merasakan pentingnya pekerjaan & menerimanya juga sebagai tantangan maka bekerja keras yakni juga sebagai salah satu wujud motivasi yg pass mutlak. Wujud kerja keras peserta didik mampu terlibat dengan cara kognitif merupakan bersama mencari kiat buat bisa meningkatkan motivasi mempelajari.

Baca juga: Cara-cara Memotivasi Siswa untuk Belajar

5. Berikan Ulangan

Para peserta didik dapat giat mempelajari bila mengetahui bakal diadakan ulangan. Tapi ulangan jangan sampai terlampaui tidak jarang dilakukan sebab bakal menjemukan & dapat menjadi tradisi belaka.

6. Mengetahui Hasil

Mengetahui hasil mencari ilmu sanggup dijadikan yang merupakan sarana motivasi menuntut ilmu anak. Dgn mengetahui hasil belajarnya, peserta didik bakal terdorong buat mempelajari lebih giat. Lebih-lebih kalau hasil menggali ilmu itu mengalami kemajuan, peserta didik tentu bakal mengusahakan mempertahankannya atau bahkan termotivasi buat bisa meningkatkannya.

7. Pujian

Jika ada peserta didik yg sukses menyelesaikan tugasnya bersama baik, sehingga butuh diberikan pujian. Pujian merupakan wujud reinforcement yg positif & memberikan motivasi yg baik bagi peserta didik. Pemberiannya pula mesti terhadap kala yg pas, maka bakal memupuk suasana yg menyenangkan & mempertinggi motivasi mempelajari pun sekaligus dapat membangkitkan harga diri. Dengan pujian guru bisa memotivasi siswa agar semangat belajar.

8. Hukuman

Hukuman ialah wujud reinforcement yg negatif, tapi kalau diberikan dengan cara sesuai & bijaksana, mampu jadi fasilitas motivasi belajaranak. Oleh lantaran itu, guru mesti mendalami prinsip-prinsip pemberian hukuman tersebut. Hukuman juga akan membuat jera bagi siswa, dan sekaligus dapat membuat semangatnya terbakar agar lebih baik. Kondisi seperti ini bisa digunakan oleh guru untuk meotivasi siswa agar lebih giat belajar.

Senin, 27 April 2015

Menghadapi Siswa yang Bermasalah di Sekolah

Di sekolah amat sangat kemungkinan ditemukan peserta didik yg yg bermasalah, bersama menunjukkan beraneka ragam gejala penyimpangan tabiat. yg merentang dari jenis ringan s/d berat. Upaya utk menangani peserta didik yg bermasalah, khususnya yg terkait bersama pelanggaran patuh aturan sekolah mampu dilakukan lewat dua pendekatan ialah :
(1) pendekatan patuh aturan &
(2) pendekatan bimbingan & konseling.

Penanganan peserta didik bermasalah lewat pendekatan patuh aturan merujuk terhadap aturan & ketentuan(tata tertib) yg berlaku di sekolah beserta sanksinya. Sbg salah satu komponen organisasi sekolah, aturan (tata tertib) peserta didik beserta sanksinya benar-benar butuh ditegakkan buat mencegah sekaligus mengatasi terjadinya bermacam macam penyimpangan tingkah laku peserta didik. Kendati begitu, mesti diingat sekolah bukan “lembaga hukum” yg mesti mengobral sanksi pada peserta didik yg mengalami hambatan penyimpangan tingkah laku. Juga Sebagai Instansi pendidikan, justru kebutuhan utamanya yaitu dengan cara apa mengupayakan menyembuhkan segala penyimpangan tingkah laku yg berlangsung kepada para siswanya.

Oleh dikarenakan itu, disinilah pendekatan yg ke-2 butuh difungsikan merupakan pendekatan lewat Bimbingan & Konseling. Tidak Serupa dgn pendekatan patuh aturan yg mengizinkan pemberian sanksi buat membuahkan dampak jera, penanganan peserta didik bermasalah lewat Bimbingan & Konseling justru lebih mengutamakan terhadap upaya penyembuhan dgn memakai beraneka ragam pelayanan & teknik yg ada. Penanganan peserta didik bermasalah lewat Bimbingan & Konseling sama sekali tak memanfaatkan wujud sanksi apa juga, tapi lebih mengandalkan terhadap terjadinya mutu jalinan interpersonal yg saling yakin di antara konselor & peserta didik yg bermasalah, maka setahap demi setahap peserta didik tersebut akan mendalami & menerima diri & lingkungannya, juga bakal mengarahkan diri guna tercapainya penyesuaian diri yg tambah baik.

Dengan Cara visual, ke-2 pendekatan dalam menangani peserta didik bermasalah akan diliat dalam bagan berikut ini :
mekanisme-penanganan-siswa-bermasalah

mekanisme-penanganan-siswa-bermasalah

Mekanisme penanganan peserta didik bermasalah

Bersama menyaksikan gambar diatas, kita sanggup mendalami bahwa di antara ke-2 pendekatan penanganan peserta didik bermasalah tersebut, biarpun mempunyai kiat yg berlainan tapi bila diliat dari sisi tujuannya terhadap dasarnya sama ialah tercapainya penyesuaian diri atau perkembangan yg optimal terhadap peserta didik yg bermasalah. Oleh lantaran itu, ke-2 pendekatan tersebut seyogyanya bakal terjadi sinergis & saling melengkapi.

Sbg ilustrasi, umpamanya di satu buah sekolah ditemukan kasus satu orang siswi yg hamil akibat pergaulan bebas, sementara tata tertib sekolah dengan cara tegas menyebutkan utk kasus begitu, peserta didik yg bersangkutan mesti dikeluarkan. Seandainya cuma mengandalkan pendekatan patuh aturan, kemungkinan aksi yg bakal diambil sekolah yakni berikhtiar memanggil orang tua/wali peserta didik yg bersangkutan & ujung-ujungnya peserta didik dinyatakan dikembalikan terhadap orang lanjut usia(istilah lain dari dikeluarkan). Seandainya tidak dengan intervensi Bimbingan & Konseling, sehingga amat sangat barangkali peserta didik yg bersangkutan bakal meninggalkan sekolah dgn dihinggapi masalah-masalah baru yg justru bisa makin memperparah kondisi. Namun dgn intervensi Bimbingan & Konseling di dalamnya, di inginkan peserta didik yg bersangkutan dapat tumbuh perasaan & pemikiran positif atas masalah yg menimpa dia, contohnya dengan cara sadar menerima dampak yg berjalan, kemauan buat tak berikhtiar menggugurkan kandungan yg bakal membahayakan beliau ataupun janin yg dikandungnya, kemauan utk meneruskan sekolah, pun hal-hal positif yang lain, walaupun ujung-ujungnya peserta didik yg bersangkutan masihlah mesti dikeluarkan dari sekolah.




Butuh digarisbawahi, dalam perihal ini bukan berarti Guru BK/Konselor yg mesti mendorong atau bahkan memaksa peserta didik utk ke luar dari sekolahnya. Persoalan mengeluarkan peserta didik ialah wewenang kepala sekolah, & pekerjaan Guru BK/Konselor hanyalah menunjang peserta didik supaya akan meraih kebahagiaan dalam hidupnya.

makin jauh, walau diwaktu ini paradigma layanan Bimbingan & Konseling lebih mengedepankan layanan yg bersifat pencegahan & pengembangan, layanan Bimbingan & Konseling pada peserta didik bermasalah masih masihlah jadi perhatian. Dalam aspek ini, butuh diingat bahwa tak seluruh masalah peserta didik mesti ditangani oleh guru BK (konselor). Dalam faktor ini, Sofyan S. Willis (2004) mengatakan tingkatan masalah berserta mekanisme & Pegawai yg menanganinya, layaknya nampak dalam bagan berikut :
Tingkatan masalah peserta didik berserta mekanisme penanganannya

Tingkatan masalah peserta didik berserta mekanisme penanganannya

Masalah (kasus) ringan, seperti : membolos, enggan, kesusahan menuntut ilmu kepada sektor tertentu, berkelahi dgn sahabat sekolah, bertengkar, minum minuman keras step awal, berpacaran, melakukan pencurian kelas ringan. Kasus ringan dibimbing oleh wali kelas & guru bersama berkonsultasi terhadap kepala sekolah (konselor/guru pembimbing) & mengadakan kunjungan rumah.
Masalah (kasus) sedang, seperti : kesukaran emosional, berpacaran, dgn aksi menyimpang, berkelahi antar sekolah, kesusahan mencari ilmu, dikarenakan kesukaran di keluarga, minum minuman keras step pertengahan, melakukan pencurian kelas sedang, laksanakan kendala sosial & asusila. Kasus sedang dibimbing oleh guru BK (konselor), bersama berkonsultasi bersama kepala sekolah, ahli/profesional, polisi, guru dsb. Akan pun mengadakankonferensi kasus.
Masalah (kasus) berat,seperti : hambatan emosional berat, kecanduan alkohol & narkotika, tersangka kriminalitas, peserta didik hamil, percobaan bunuh diri, perkelahian bersama senjata tajam atau senjata api. Kasus berat dilakukan referal (alihtangan kasus) terhadap ahli psikologi & psikiater, dokter, polisi, ahli hukum yg diawal mulanya apalagi dulu dilakukan aktivitas konferensi kasus.

Bersama menyaksikan penjelasan diatas, nampak terang bahwa penanganan peserta didik bermasalah lewat pendekatan Bimbingan & Konseling tak semata-mata jadi tanggung jawab guru BK/konselor di sekolah namun mampu melibatkan juga beraneka pihak lain utk bersama-sama menolong peserta didik supaya mendapati penyesuaian diri & perkembangan pribadi dengan cara optimal.

Sabtu, 25 April 2015

Guru Merupakan Pahlawan Bangsa

Guru Merupakan Pahlawan Bangsa

Guru ialah pahlawan tidak dengan tanda jasa. Dikarenakan se gede apapun jasanya tak ada tanda jasa yg beliau( guru ) terima. Tak ada pangkat bintang 1, bintang 2 maupun bintang-bintang lainnya. Guru yakni yg mengajarkan kita seluruhnya posting & membaca. Aku mampu posting artikel ketika inipun ialah lantaran jasa guru yg bersama telaten memberikan trick posting terhadap aku & pun mengajarkan trik membaca utk aku. Aku ingat betul dengan cara apa guru datang bersama aktif, datang bersama cuma mengendarai suatu sepeda pedal ke sekolah. Bahkan sering, kehujanan di tengah jalan & aku perhatikan pakaian guru basah kuyup. Aku & rekan-rekan cuma menyaksikan tidak dengan perasaan apapun, sebab diwaktu itu kita masihlah anak-anak. Tak kenal & tak paham betapa sulitnya guru dikala itu. Tak paham bahwa guru kita memang berkorban buat memberikan kita wawasan. Guru ialah soko guru bangsa ini. Tidak ada guru apa artinya sebuah bangsa. Sebesar apapun bangsa itu. Bangsa yg akbar merupakan bangsa yg menghormati gurunya. Oleh karena itu guru sangatlah penting, guru sangat berjasa pada sebuah bangsa. Guru adalah pahlawan Bangsa tanpa tanda jasa.

Baca juga: Guru merupakan pahlawan Pembangunan

Dikarenakan gurulah aku, kamu & kita seluruhnya sanggup jadi seperti saat ini. Ada yg jadi pedagang. Pedagang tentu bakal senantiasa berkutat bersama dunia hitung menghitung. Menjadi ingatlah guru Matematika. Merekalah yg mengajarkan kamu dengan cara apa menjumlah, mengalikan, membagi, mengurangkan & lain-lain. Sehingga sebab perhitungan yg cocok di dalam berdagang, sehingga kamu dapat untung. Seterusnya, ada yg jadi blogger, seperti kita-kita ini. Apa yg layak diingat dari guru bersama jadi blogger? Dunia blogger tentu tak ingin terlepas dari 2 gerakan. Posting & membaca. Tak ingatkah kita bahwa kita dapat membaca & posting sebab jasa guru? Diwaktu itu diwaktu SMP atau MTS guru kita denga telaten mengajarkan gimana langkah-langka posting & membaca. Sampai hasilnya kita mampu membaca & pun sanggup posting. Menjadi apapun kita, petani, pedagang, entrepreneur, kyai, ulama, petinggi sejak mulai kepala desa sampai kepala negeri, seluruhnya tentu tak bakal terlepas dari jasa guru yg memberinya wawasan.

Terima kasih telah membaca artikel Guru Merupakan Pahlawan Bangsa, semoga bermanfaat.