Rabu, 10 Juni 2015

Definisi Karakter dan Mekanisme Pembentukannya

Jika Anda bertanya Karakter itu apa? Definisi Karakter - Menurut bahasa, karakter yakni tingkah laku atau etika. Sedangkan menurut ahli psikologi, karakter yaitu suatu system keyakinan & etika yg mengarahkan aksi satu orang individu. Lantaran itu, kalau wawasan berkaitan karakter seorang itu akan didapati, sehingga akan ketahuan serta gimana individu tersebut dapat bersikap buat kondisi-kondisi tertentu. Diliat dari sisi pengertian, nyata-nyatanya karakter & akhlak tak mempunyai perbedaan yg signifikan. Keduanya didefinisikan yang merupakan satu buah perbuatan yg berlangsung tidak dengan ada lagi pemikiran lagi lantaran telah tertanam dalam pikiran, & bersama kata lain, keduanya bisa dinamakan dgn rutinitas.
Definisi Karakter dan Mekanisme Pembentukannya

Mekanisme Pembentukan Karakter

1. Unsur dalam Pembentukan Karakter

Unsur terpenting dalam pembentukan karakter yaitu pikiran sebab pikiran, yg di dalamnya terdapat seluruhnya acara yg terbentuk dari pengalaman hidupnya, yakni pelopor segalanya.2 Acara ini selanjutnya menempa system kepercayaan yg hasilnya akan menempa pola berpikirnya yg sanggup mempengaruhi perilakunya. Kalau acara yg tertanam tersebut serasi dgn prinsip-prinsip kebenaran universal, sehingga perilakunya berlangsung selaras bersama hukum alam. Akhirnya, tabiat tersebut mengambil ketenangan & kebahagiaan. Sebaliknya, jikalau acara tersebut bertentangan dgn prinsip-prinsip hukum universal, sehingga perilakunya mengambil kerusakan & membuahkan penderitaan. Oleh lantaran itu, pikiran mesti memperoleh perhatian serius.

Berkaitan pikiran, Joseph Murphy menyampaikan bahwa di dalam diri manusia terdapat satu pikiran yg mempunyai ciri yg tidak sama. Buat membedakan ciri tersebut, sehingga istilahnya disebut bersama pikiran sadar (conscious mind) atau pikiran objektif & pikiran bawah sadar (subconscious mind) atau pikiran subjektif.3 Penjelasan Adi W. Gunawan tentang fungsi dari pikiran sadar & bawah sadar menarik utk dikutip.

Pikiran sadar yg dengan cara fisik terletak di sektor korteks otak bersifat logis & analisis bersama mempunyai pengaruh se gede 12 prosen dari kekuatan otak. Sedangkan pikiran bawah sadar dengan cara fisik terletak di medulla oblongata yg telah terbentuk dikala masihlah di dalam kandungan. Lantaran itu, dikala bayi yg dilahirkan menangis, bayi tersebut dapat slow di dekapan ibunya dikarenakan beliau telah merasa tak asing lagi dgn detak jantung ibunya. Pikiran bawah sadar bersifat netral & sugestif.4

Utk mendalami trik kerja pikiran, kita butuh tahu bahwa pikiran sadar (conscious) merupakan pikiran objektif yg berhubungan dgn objek luar dgn memakai panca indra sbg fasilitas & sifat pikiran sadar ini yakni menalar. Sedangkan pikiran bawah sadar (subsconscious) yaitu pikiran subjektif yg berisi emosi juga memori, bersifat irasional, tak menalar, & tak sanggup membantah. Kerja pikiran bawah sadar jadi teramat optimal kala kerja pikiran sadar makin minimal.5

Pikiran sadar & bawah sadar tetap berinteraksi. Pikiran bawah sadar dapat menjalankan apa yg sudah dikesankan kepadanya lewat system kepercayaan yg lahir dari hasil ringkasan nalar dari pikiran sadar pada objek luar yg diamatinya. Sebab, pikiran bawah sadar bakal tetap mengikuti kesan dari pikiran sadar, sehingga pikiran sadar diibaratkan seperti nahkoda sedangkan pikiran bawah sadar diibaratkan seperti awak kapal yg siap menjalankan perintah, terlepas perintah itu benar atau salah. Di sini, pikiran sadar dapat berperan yang merupakan penjaga utk melindungi pikiran bawah sadar dari pengaruh objek luar.

Kita ambil satu buah sample. Seandainya fasilitas musim memberitakan bahwa Indonesia makin terpuruk, sehingga info ini mampu menciptakan seorang merasa depresi lantaran sesudah mendengar & menonton informasi tersebut, dirinya menalar berdasarkan kepercayaan yg dipegang seperti berikut ini, “Kalau Indonesia terpuruk, rakyat menjadi terpuruk. Aku ialah rakyat Indonesia, menjadi kala Indonesia terpuruk, sehingga aku pula terpuruk.” Dari sini, kesan yg diperoleh dari hasil penalaran di pikiran sadar merupakan kesan ketidakberdayaan yg berakibat pada rasa putus asa. Hasilnya rasa ketidakberdayaan tersebut dapat menimbulkan tabiat destruktif, bahkan dapat mendorong terhadap tindak kriminal seperti pencurian dgn beralasan buat sanggup bersi kukuh hidup. Tapi, lewat pikiran sadar pun, kepercayaan tersebut akan dirubah utk memberikan kesan tidak serupa dgn meneruskan sample kalimat berikut ini, “...namun saya punyai tidak sedikit kawan kerja beberapa orang tajir yg siap membantuku.” Nah, trick berpikir semacam ini dapat memberikan kesan keberdayaan maka kesan ini bisa memberikan angan-angan & dapat meningkatkan rasa yakin diri.

Bersama mendalami trick kerja pikiran tersebut, kita mendalami bahwa pengendalian pikiran jadi amat sangat mutlak. Dgn kapabilitas kita dalam mengendalikan pikiran ke arah kebaikan, kita dapat enteng memperoleh apa yg kita inginkan, adalah kebahagiaan. Sebaliknya, seandainya pikiran kita lepas kendali maka terfokus terhadap keburukan & kriminil, sehingga kita dapat tetap memperoleh penderitaan-penderitaan, disadari ataupun tak.

2. Proses Pembentukan Karakter

Sebelum penulis menyambung pembahasan, silakan kita kaji ilustrasi berikut ini.. Di dalam satu buah tempat, terdapat satu orang bayi, & dua orang dewasa. Mereka duduk dalam posisi melingkar. Selanjutnya masuk satu orang lain yg mengambil kotak agung berwarna putih ke arah mereka. Sesudah meletakkan kotak tersebut di tengah-tengah mereka, orang tersebut serentak terhubung tutupnya supaya ke luar isinya. Apa yg berlangsung...? nyata-nyatanya sesudah di buka, kelihatan ada tiga ular kobra berwarna hitam & akbar yg ke luar dari kotak tersebut. Serentak saja, salah seseorang dari mereka lari ketakutan, sedangkan yg yang lain justru berani mendekat utk memegang ular supaya tak membahayakan, &, pasti saja, si bayi yg ada di dekatnya masih tak memperlihatkan respon apa-apa kepada ular.

Nah, demikian serta bersama kehidupan manusia di dunia ini. Kita seluruh dihadapkan dgn permasalahan yg sama, yakni kehidupan duniawi. Dapat tapi respon yg kita memberi pada permasalahan tersebut berbeda-beda. Di antara kita, ada yg hidup penuh semangat, sedangkan yg yang lain hidup penuh enggan & putus asa. Di antara kita serta ada yg hidup bersama keluarga yg damai & slow, sedangkan di antara kita pula ada yg hidup dgn keadaan keluarga yg berantakan. Di antara kita pula ada yg hidup dgn perasaan bahagia & ceria, sedangkan lainnya hidup bersama penuh penderitaan & keluhan. Padahal kita seluruh bertolak dari keadaan yg sama, yakni keadaan diwaktu tetap mungil yg penuh semangat, ceria, bahagia, & tak ada rasa takut atau pula rasa sedih.

Pertanyaannya yg mau diajukan di sini yaitu “Mengapa utk permasalahan yg sama, adalah kehidupan duniawi, kita membawa respon yg berbeda-beda?” jawabannya karena oleh kesan yg tidak sama & kesan tersebut dihasilkan dari pola pikir & kepercayaan yg tidak serupa berkenaan objek tersebut. Buat lebih terang, berikut penjelasannya.

Dengan Cara alami, sejak lahir hingga berumur tiga thn, atau kemungkinan sampai lebih kurang lima th, kebolehan menalar seseorang anak belum tumbuh maka pikiran bawah sadar (subconscious mind) tetap terbuka & menerima apa saja berita & stimulus yg dimasukkan ke dalamnya tidak dengan ada penyeleksian, mulai sejak dari ortu & lingkungan keluarga.6 Dari mereka itulah, pondasi awal terbentuknya karakter telah terbangun. Pondasi tersebut yaitu kepercayaan tertentu & ide diri. Jikalau sejak mungil ke-2 ortu senantiasa bertengkar dulu bercerai, sehingga satu orang anak sanggup membawa rangkuman sendiri bahwa perkawinan itu penderitaan. Tapi, kalau ke-2 ortu senantiasa menunjukkan rasa saling menghormati dgn wujud komunikasi yg akrab sehingga anak dapat menyimpulkan nyata-nyatanya pernikahan itu indah. Seluruh ini bakal berdampak saat telah tumbuh dewasa.

Seterusnya, seluruhnya pengalaman hidup yg berasal dari lingkungan kerabat, sekolah, tv, internet, buku, majalah, & bermacam sumber yang lain menambah wawasan yg dapat mengantarkan satu orang mempunyai kebolehan yg makin gede utk sanggup menganalisis & menalar objek luar. Sejak Mulai dari sinilah, peran pikiran sadar (conscious) jadi makin dominan. Seiring perjalanan disaat, sehingga penyaringan pada berita yg masuk lewat pikiran sadar jadi lebih ketat maka tak sembarang info yg masuk lewat panca indera bakal enteng & cepat di terima oleh pikiran bawah sadar.

Makin tidak sedikit info yg di terima & makin matang system kepercayaan & pola pikir yg terbentuk, sehingga makin terang perbuatan, kebiasan, & karakter unik dari masing-masing individu. Dgn kata lain, tiap-tiap individu hasilnya mempunyai system kepercayaan (belief sistem), citra diri (self-image), & rutinitas(habit) yg unik. Seandainya system kepercayaannya benar & selaras, karakternya baik, & ide dia bagus, sehingga kehidupannya bakal konsisten baik & makin membahagiakan. Sebaliknya, kalau system kepercayaannya tak selaras, karakternya tak baik, & rencana ia tidak baik, sehingga kehidupannya bakal dipenuhi tidak sedikit permasalahan & penderitaan.

Kita ambil satu buah sampel. Dikala masihlah mungil, biasanya dari anak-anak mempunyai ide diri yg bagus. Mereka ceria, semangat, & berani. ga ada rasa takut & tak ada rasa sedih. Mereka senantiasa merasa bahwa dia dapat melaksanakan beberapa hal. Lantaran itu, mereka mendapati beberapa perihal. Kita sanggup menyaksikan diwaktu mereka menggali ilmu berlangsung & jatuh, mereka dapat bangkit lagi, jatuh lagi, bangkit lagi, hingga hasilnya mereka sanggup berlangsung seperti kita.

Dapat tapi, saat mereka sudah memasuki sekolah, mereka mengalami tidak sedikit perubahan menyangkut ide diri mereka. Di antara mereka bisa saja merasa bahwa beliau bodoh. Hasilnya mereka putus asa. Kepercayaan ini makin diperkuat lagi sesudah mengetahui bahwa nilai yg didapatkannya berada dibawah kebanyakan & orangtua mereka pun menyampaikan bahwa mereka benar-benar merupakan anak-anak yg bodoh. Pasti saja, efek negatif dari gagasan diri yg jelek ini dapat menciptakan mereka merasa kurang yakin diri & susah buat berkembang di nanti selanjutnya hri.

Padahal, apabila dikaji lebih lanjut, kita sanggup menemukan tidak sedikit penjelasan kenapa mereka memperoleh nilai dibawah biasanya. Bisa Saja, proses pembelajaran bertentangan bersama jenis anak, atau pengajar yg kurang menarik, atau barangkali keadaan menuntut ilmu yg kurang mensupport. Dgn kata lain, kepada hakikatnya, anak-anak itu pintar namun dikarenakan keadaan yg memberikan kesan mereka bodoh, sehingga mereka meyakini ia bodoh. Inilah rencana diri yg jelek.

Sampel yg yang lain, mayoritas saat tetap kanak-kanak, mereka terus ceria meskipun keadaan ekonomi keluarganya rendah. Tetapi seiring perjalanan diwaktu, anak tersebut barangkali tidak jarang menyaksikan sinetron yg menayangkan bahwa keadaan orang miskin senantiasa lemah & mengalami tidak sedikit penderitaan dari orang tajir. Hasilnya, anak ini memegang kepercayaan bahwa orang miskin itu menderita & tak berdaya & orang tajir itu jahat. Selagi kepercayaan ini dipegang, sehingga diwaktu dewasa, anak ini dapat susah jadi orang yg kuat dengan cara ekonomi, lantaran kemauan utk jadi tajir tidak searah dgn keyakinannya yg menyebut bahwa orang tajir itu jahat. Kepercayaan ini cuma bakal melahirkan tabiat yg gampang berkeluh kesah & menutup diri buat bekerja sama-sama bersama mereka yg dirasa lebih tajir.

Kita juga bisa mengenal karakter anak melalui goglongan darah mereka. Setiap golongan darah memiliki karakter masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar